Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Marahmu untuk apa?

Ada kejadian di pagi hari. Dimana kejadian ini rasanya betul-betul mengajarkanku apa itu arti dari "marah karena sayang." Seorang tholibah pagi itu mengundurkan diri dari program yang sedang ku jalankan. Aku yang terlalu terburu-buru memaksakan kultur yang selama ini dibangun di yayasan kepada murid yang baru 3 minggu belajar.  Sontak ada jawaban yang cukup membuat hati ini menangis, kemudian memuhasabah diri, "Apa aku pernah berbuat demikian kepada guruku? Dosa apa yang Aku buat sampai murid ku demikian? Karena pasti ada yabg salah dari diriku." وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم "Tidaklah sebuah musibah itu datang kepada kita, melainkan itu akibat kesalahan kita sendiri." Aku lupa bahwa,  "Merubah pola itu butuh waktu." Kita hidup puluhan tahun dengan pola yang salah, lalu kita begitu tergesa-gesa memaksakan perubahan dalam waktu satu dua tahun? Jelas itu tidak adil. "Pelan-pelan, Dev.". Bisikku pada diri sendiri pagi itu.  Ingin ma...

Ini tentang Timing

Hari ini, ada banyak sekali hal yang aku lalui atas taufik dan izin Allah. Pelan-pelan kita semua belajar untuk memahami hikmah dari sebuah kejadian, kita justru semakin sadar atas keterbatasan kita sebagai hamba nya Allah.  Kita gak tau apa-apa.  Kita ga ngerti apa-apa.  Kita bener-bener faqiir di hadapan Allah.  Kita sering kesal dengan takdir, karena bayangan kita terhadap masa depan sebatas atap rumah.  Sedangkan Allah, سميع بصير.  Allah Maha mendengar dan Maha melihat. Tentang timing.  Yang seringkali kita kurang sabar dengan nya.  Seringkali kita lelah dengan proses nya.  Tapi justru ini prime time nya.  "Belajar mendidik diri, untuk percaya dengan Allah." Allah tidak dzalim terhadap hamba Nya.  Bahkan Allah tahu kapan harus memberikan jawaban atas doa yang senantiasa dipanjatkan.  Selalu akan ada jalan untuk mereka yang berusaha. Jika belum di dapatkan hasilnya saat ini, percayalah! Maka waktu itu akan datang. Masa itu a...

Sharing Room, Learn together.

Perjalanan ini di mulai ketika kita sama-sama lulus dari kampus. Latar belakang kita sangat-sangat beda, mulai dari kebiasaan, karakter, budaya, sampe alasan pindah ke Rumah Qur'an pun beda.  Tapi kok bisa? Awal nya berat, untuk bisa berbagi ruang untuk ukuran anak introvert yang sebelumnya selalu tinggal sendiri di kosan. Tapi layar kapal sudah terlanjur berangkat.  Kami percaya, bahwa Allah tidak akan pernha membuat sesuatu itu sia-sia  ربنا ما خلقت هذا باطلا..  Disisi lain, kami pun berupaya mengimani kalam Allah.  عسى أن تكره شيئا فهو خير لكم..  Bismillah.  "Semoga Allah mampukan kita yaa, yan." In syaa Allaah kita upayakan belajar dan bertumbuh bersama diruangan ini.  Lalu, apakah syaithan akan bersantai-santai melihat hamba Allah berjalan menuju kebaikan? Itu mimpi buruk nya. Kapal kami berlayar, menghadapi baru karang, gelombang laut, terik matahari, badai, dan masih banyak lagi lika-liku eksternal ataupun internal.  Tapi secara garis ...

Pertanyaan di atas kertas.

"Lalu bagaimana jika pertanyaan seperti ini dijawab dengan asal? Ini bukan hanya kegagalan di hari ini, tapi akan berpengaruh di masa yang akan datang."  Sekilas pertanyaan itu mampir di kepala, setelah membaca soal ujian syariah mustawa 8. Aku semakin sadar, semakin terasa jelas rasanya apa yang disampaikan ustadzuna - Hafidzahullahu –   “Tanggung jawab kita besar, ini bukan waktu nya bersantai-santai. Ada 276 juta jiwa masyarakat Indonesia, dan 6.6 juta nya adalah orang berkebutuhan khusus. Lalu bagaimana pertanggung jawaban kita di hadapan Allah. Ketika ditanya, bagaimana upaya kita dalam membantu mereka untuk mengenal Allah?” Ini bukan bidang yang bisa asal-asalan, ini bidang dimana pengaruh nya akan mendominasi bagi kehidupan seseorang. Bidang yang pendahulu nya adalah orang-orang yang Allah muliakan, bidang yang dimana pelaku nya adalah orang yang Allah janjikan atas mereka kebaikan. ومن يرد الله به خيرا يفقه في الدين.. Ini bidang syariah. Ibarat kotak, inilah kotak yan...