Siang itu, dibawah payung tenda cafe, ditemani pemandangan yang menyejukkan, gemercik air yang terdengar merdu, sepoi angin yang menyapu, juga efek bulan ramadhan yang membuat hari itu kian tenang.
Tidak ada yang salah dari kondisi eksternal, hanya saja Aku mulai memikirkan pertanyaan dari seorang senior, beliau - hafidzahullahu - menyampaikan :
"Gimana cara nya narasi-narasi besar ini bisa dipahami - direnungi - dieksekusi oleh teman-teman dan kita semua."
Atas keterbatasan ilmu dan pengalaman, saat itu Aku hanya menjawab apa yang terbesit di dalam kepala.
Kemudian malam ini, Allah kasih taufik untuk menemukan "The connecting dot, between the sequel." lewat sebuah buku yang sedang Aku baca.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat itu merasa gelisah dengan kondisi kaum quraish Makkah saat itu, sehingga beliau pergi ke gua hira untuk merenung.
Lihat bagaimana Rasulullah bermain di level,
العيش مع هموم الناس.
" Hidup bersama keresahan manusia."
Lihat bagaimana Rasulullah bukan sosok yang "selfish", memikirkan Aku, Aku, lalu Aku.
Rasulullah merasa resah dengan kondisi Makkah saat itu. Apakah cukup sampai dengan keresahan?
Tidak.
Jika kita jujur, maka Allah akan tolong kita.
إن تصدق الله يصدقك.
Maka setelah itu, Allah utus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama untuk Rasulullah.
Apakah cukup sampai menerima wahyu?
Tidak.
Rasulullah mengajak orang lain untuk merasakan keresahan yang sama, keresahan terhadap kebiasaan mereka yang ternyata salah, keresahan terhadap akhirat, keresahan terhadap kehidupan dunia, Rasulullah mengajak masyarakat Makkah saat itu, untuk merujuk kepada wahyu yang Allah turunkan.
Ternyata, keresahan itu perlu dibagikan, disampaikan, dan dilakukan repetisi.
23 tahun keresahan, mimpi dan harapan itu disampaikan, di ulang-ulang, dan hasilnya?
Luar biasa.
Shallallahu alaihi wa sallam
إن أحب الأعمال إلى الله أدوامها وإن قلّ
This is about un-stoppable repetition. (وفقنا الله)
من ثبت نبت..
Terus, terus dan terus.
Ketika Rasulullah saja melakukan repetisi ini berkali-kali, maka kita yang bukan apa-apa ini, perlu lebih berkali-kali lagi untuk bisa membangun narasi-narasi besar, untuk berbagi keresahan yang kita hadapi.
Bukankah ini bagian dari konsep الخوف والرجاء.
Keresahan yang diiringi dengan harapan, keresahan yang dibarengi dengan optimisme, keresahan yang dibangun diatas dasar iman. Sehingga keresahan itu tidak membunuh, justru keresahan itu membakar semangat, justru menghidupkan kembali api perjuangan.
Bukankah dalam doa Nabi Ibrahim, itu bentuk dari sebuah keresahan dan harapan?
Sehingga Nabi Ibrahim memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar diturunkan nya seorang Nabi dari kalangan mereka.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Bukankah itu salah satu proses dalam pendidikan dan kaderisasi para ulama, yang ditanamkan dalam memori adalah keresahan, penting nya sebuah perjuangan, tentang sebuah mimpi dan harapan, tentang kehidupan umat.
Intinya, adalah menimbulkan keresahan di dalam hati murid-murid kita, menimbulkan keresahan di antara kerabat dan teman kita. Keresahan yang dibarengi dengan nilai harapan.
الخوف والرجاء
Dalam teori kebutuhan manusia yang disampaikan oleh Pak Maslow :
"The basic need of human being is physiological need."
Which includes poverty, hunger, homeless, criminality. So about security, love, esteem need, and self actualization."
Ini yang disebut humuuuminnnass, keresahan masyarakat, yang perlu kita rasakan, dan kita sama-sama kerjakan.
Keresahan itu perlu di turunkan, lewat bukti nyata, lewat latihan yang berketerusan, lewat repetisi, sehingga itu tumbuh menjadi sebuah karakter.
"Rome isn't built in a night."
Nikmati sebuah proses.
Jika seorang ibu, begitu di utamakan, karena perjuangan nya, maka islam adalah agama yang sangat-sangat memperhitungkan sebuah perjuangan. Dan di dalam sebuah proses ada banyak rentet perjuangan yang tidak terlihat. Dan itu bernilai besar di hadapan Allah Azza Wajallaa.
Step one ; Wonder at somethings
Step two : Ask Allah for helps.
Step three : Invite others to wonder with you.
Step Four : Repetition.
This is the path.
التاريخ لا يُعيد نفسه، بل نحن مَن نواصل إعادتهُ وتكرار نفس الأخطاء حتّى مَلَّ منا
وفقنا الله لما يحب ويرضاه.
اللهم سلم سلم
Komentar
Posting Komentar