Pernah ada satu pembicaraan dengan salah satu senior.
Beliau - hafidzahallahu - menyampaikan kalimat-kalimat sederhana, tapi karena beliau jujur sampaikan itu, itu berefek domino buat ana.
"Dev, kita itu perlu berjuang. Maju terus, dekati ahli ilmu, tanya, jangan malu. Kita kenalkan diri kita, bukan utk tampil, tapi sebagai usaha kita, bahwa kita perlu bimbingan guru-guru kita. Semangat!!"
Ini moment kesekian kali nya, Ana belum diberikan Allah kesempatan bertanya dengan ahli ilmu. Karena begitu banyak yang bertanya, juga jadwal beliau - hafidzahullahu - yang sangat-sangat padat, sehingga kesempatan untuk bertanya itu terbatas. Sempat padam semangat itu, lantas senior Ana menambahkan :
" Banyak case dev, ternyata guru kita mau melihat perjuangan kita untuk ilmu. Guru kita mau lihat kegigihan kita dalam mendapatkan ilmu."
كل ما يأتي سهلة سيذهب سهلة..
"Ini, Dev.
jiwa-jiwa yang hilang dari kita hari ini."
Bagaimana kemudian Imam Qurtubi - rahimahullahu - sudah menunggu di depan pintu guru nya (Sibawayh) sebelum fajar subuh.
Beliau gunakan waktu guru nya berjalan menuju masjid untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dan untuk berdiskusi.
Bagaimana dengan Jaabir ibn Abdulllah, yang menghabiskan perjalanan satu bulan untuk mendapatkan satu hadist. Di susul orang yang mendengarkan hadist tersebut (Abdulllah ibn Unais) ke daerah Syam. Meskipun mereka sudah mendengarkan hadist itu dari lisan orang lain, Jaabir merasa belum cukup, ia perlu menyusul Abdullah ibn Unais untuk mendengarkan langsung.
Lantas kita?
Ketika guru kita meng-islah sikap kita, justru yang kita tampakkan adalah mosi tidak percaya (?)
Bagaimana dengan kita, yang malu bertanya dengan ahli ilmu di Ma'had. Itu gudang nya ahli ilmu. Tapi kita malu untuk bertanya, dengan dalih 'takut salah'.
Yang sebenarnya, perasaan takut itu hadir, karena hati kita masih tertuju pada manusia, kita takut salah, karena khawatir di tertawakan teman, khawatir justru tidak mendapatkan respon yang baik dari guru, khawatir terlihat bodoh.
Sekali lagi.
Kalo Allah tujuan kita, maka rasa khawatir itu atas izin Allah akan sirna. Karena ridha Allah tujuan kita.
رضى الناس شيء لا ينال...
Ma'had itu tempat nya para cendekiawan berkumpul, ahli di bidang syariah, bahasa arab berkumpul. Mari kita bersyukur, dengan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga Allah tanamkan jiwa-jiwa perjuangan ilmu itu dalam diri kita.
Semoga Allah jaga guru-guru kita selalu dalam kebaikan.
وفقنا الله لما يحب ويرضاه..
اللهم سلم سلم..
Komentar
Posting Komentar