Langsung ke konten utama

Jiwa-jiwa yang hilang

Pernah ada satu pembicaraan dengan salah satu senior.
Beliau - hafidzahallahu - menyampaikan kalimat-kalimat sederhana, tapi karena beliau jujur sampaikan itu, itu berefek domino buat ana.

"Dev, kita itu perlu berjuang. Maju terus, dekati ahli ilmu, tanya, jangan malu. Kita kenalkan diri kita, bukan utk tampil, tapi sebagai usaha kita, bahwa kita perlu bimbingan guru-guru kita. Semangat!!"

Ini moment kesekian kali nya, Ana belum diberikan Allah kesempatan bertanya dengan ahli ilmu. Karena begitu banyak yang bertanya, juga jadwal beliau - hafidzahullahu - yang sangat-sangat padat, sehingga kesempatan untuk bertanya itu terbatas. Sempat padam semangat itu, lantas senior Ana menambahkan :

" Banyak case dev, ternyata guru kita mau melihat perjuangan kita untuk ilmu. Guru kita mau lihat kegigihan kita dalam mendapatkan ilmu." 

كل ما يأتي سهلة سيذهب سهلة..

"Ini, Dev. 
jiwa-jiwa yang hilang dari kita hari ini." 

Bagaimana kemudian Imam Qurtubi - rahimahullahu - sudah menunggu di depan pintu guru nya (Sibawayh) sebelum fajar subuh.
Beliau gunakan waktu guru nya berjalan menuju masjid untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dan untuk berdiskusi.

Bagaimana dengan Jaabir ibn Abdulllah, yang menghabiskan perjalanan satu bulan untuk mendapatkan satu hadist. Di susul orang yang mendengarkan hadist tersebut (Abdulllah ibn Unais) ke daerah Syam. Meskipun mereka sudah mendengarkan hadist itu dari lisan orang lain, Jaabir merasa belum cukup, ia perlu menyusul Abdullah ibn Unais untuk mendengarkan langsung.

Lantas kita?
Ketika guru kita meng-islah sikap kita, justru yang kita tampakkan adalah mosi tidak percaya (?)

Bagaimana dengan kita, yang malu bertanya dengan ahli ilmu di Ma'had. Itu gudang nya ahli ilmu. Tapi kita malu untuk bertanya, dengan dalih 'takut salah'.

Yang sebenarnya, perasaan takut itu hadir, karena hati kita masih tertuju pada manusia, kita takut salah, karena khawatir di tertawakan teman, khawatir justru tidak mendapatkan respon yang baik dari guru, khawatir terlihat bodoh. 

Sekali lagi. 
Kalo Allah tujuan kita, maka rasa khawatir itu atas izin Allah akan sirna. Karena ridha Allah tujuan kita. 

رضى الناس شيء لا ينال... 

Ma'had itu tempat nya para cendekiawan berkumpul, ahli di bidang syariah, bahasa arab berkumpul. Mari kita bersyukur, dengan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. 

Semoga Allah tanamkan jiwa-jiwa perjuangan ilmu itu dalam diri kita. 

Semoga Allah jaga guru-guru kita selalu dalam kebaikan. 
وفقنا الله لما يحب ويرضاه..
اللهم سلم سلم..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Unshakable Bond: How Musab ibn Umair’s Loyalty Teaches Us About Faith and Trust

  إن أنت أكرمت الكريم ملكته وإن أكرمت اللئيم تمردا " A courtesy lent to an upright person wins you his favor forever but a lowly soul will only demand more." - Al Mutanabbi -  I begin with a quote from the poet al-Mutanabbi. I first heard these words from my teacher, who spoke about the importance of loyalty. For a long time, I didn't really think much about this idea. We live in a world where ignorance often seems to be the norm, and where money is so important that true loyalty feels rare and difficult to find. This made me start to wonder about the real meaning of loyalty. Why should a Thoolibul ilm (The seeker of the knowledge) live by this principle? What are the rewards of being loyal, both in this world and the next? Why does Islam emphasize loyalty so much, as seen in the concepts of  al-wala'  (loyalty and allegiance) and  al-bara'  (disavowal and dissociation)? Let me share the inspiring story of Musab ibn Umair, one of the Prophet Muhammad’s...

The Endgame

Pagi ini, Aku mengunjungi salah satu guru ku di tempat biasa beliau mengajar. Ada beberapa hal yang perlu aku diskusikan dengan beliau.  Lalu setelah itu, semua masih berjalan normal. Aku bertemu dengan salah satu peserta tahsin, obrolan singkat, saling sapa, dan kemudian kami saling menuju tujuan masing-masing. Di dalam catatan kegiatanku hari ini, aku akan pergi ke salah satu café terdekat, untuk kemudian menuliskan beberapa planning kedepan.  Tepat di depan toko bitter-sweet, di pertigaan jalan, Aku berusaha belok ke kanan, tiba-tiba motor dari arah kiri, menabrak kendaraanku, sedikit drama tabrakan, dan akhirnya aku terjatuh.  Saat itu waktu terasa pelan, aku bahkan masih mengingat setiap gerakan slowmotion tabrakan tadi. Di posisi yang saat itu sempat terjepit, Aku tidak sempat memikirkan apapun, kecuali berharap beban diatas badanku segera diangkat. Aku berdoa kepada Allah, agar semuanya baik-baik saja.  Kaget. Itu kesan pertama nya.  Semua rasa sakit belu...

Woman's purpose

Setelah mengalami proses memaknai tujuan hidup akhir-akhir ini. Mencari-cari identitas diri, proses percaya dan ragu dengan langkah yang diambil. Tentang tujuan dari sebuah keputusan.  Maka stelah taufik Allah, Allah ajarkan Aku sebuah kesimpulan.  Tujuan besarnya seorang wanita adalah menjadi seorang ibu.  Tujuan besar seorang wanita adalah menjadi seorang istri. Sadari potensi terbesar kita masuk surga nya Allaah. Melalui dua jalur ini. Lantas apalagi yang kita dambakan? Selain menjadi sebaik-baiknya istri dan seorang ibu. Apakah ilmu kita sudah mumpuni untuk ke arah sana? Sesukses apapun karir kita sebagai seorang perempuan. Tetaplah, yang terbaik adlaah menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Melahirkan dan mendidik generasi yang takut kepada Allah, yang memperjuangkan agama Allah, menjadi bagian dari perjuangan Islam.  Tapi kebanyakan kita silau dengan pencapaian-pencapaian dunia yang melalaikan. Sedangkan untuk hal yang prioritas, apa kita sudah mempersiapkan pernik...