Langsung ke konten utama

The Missing Vibration


Terhitung seminggu setelah liburan di ma'had usai, Aku berkesempatan untuk pergi ke semarang dalam sebuah urusan. 
Mulai dari situ, sudah ada rasa khawatir yang ternyata gak bisa di hindarkan.

Awalnya ku kira ini biasa. 
Bisa di atasi dengan berjuang sendiri. 
Tapi ternyata, ini tidak mudah. 

Honestly, I missed the vibration when I sat with my close friends together with Qur'an. I missed the Halaqoh. 

It's started when we have a different activities in the same time.

Aku dan fulanah yang mulai ambil kelas fiqih di sore hari, dua temanku lain nya yang juga punya kegiatan lain dan masih banyak lagi alasan-alasan yang mendukung kita untuk gak duduk bareng, saling bantu memperjuangkan Qur'an.

Kurang lebih dua minggu, kegiatan Halaqoh tidak berjalan. 
Gimana kabar hapalan kita masing-masing? 
Aku percaya, masing-masing kita ada waktu untuk Qur'an, memperjuangkan Al-Qur'an, bersama Al-Qur'an. 

Tapi apakah vibrasi itu sama? 
Ketika duduk bersama untuk satu tujuan, dengan duduk sendiri? 

Jelas berbeda, 
We missed the vibration.
The vibration when we all together, supporting each other to get one purpose. 

Sampai pada akhirnya, ketika perjalanan pulang dari Semarang, lepas shalat subuh, Aku teringat ayat Allah yang sangat relate dengan kondisiku dan teman-teman saat ini.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ ٱلْمُجَٰهِدِينَ مِنكُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبْلُوَاْ أَخْبَارَكُمْ..

(Muhammad : 21)

Kita akan di uji dengan ucapan-ucapan kita.
That's the point.

So, i told my close friend.
"This is the momentum."
Momentum praktek dari apa yang sering aku sampaikan di awal.

Bahwa, 
Pertemanan kita akan diuji.. 
Niat kita akan di uji... 
Ucapan kita akan di uji.. 

Final nya, kita bertahan atau justru kita mundur?

Memang gak mudah, dengan kegiatan teman-teman yang notabene nya masih belajar di ma'had 7 to 12, lanjut kelas tambahan di siang dan sore.

It's very exhausting.
Tapi, di moment ini Aku sadar, bahwa kita harus saling support dan saling mengingatkan,

Bahwa ini nikmat dari Allah.
Ini moment yang rentan sekali kita kufur,
Ini moment dimana kita belajar beramal.

So, let's walk on our path.
Bismillah.. 
We have a trial, before subuh at 5 and after maghrib at 6.45.

May Allah helps us, encourage us to do a kindness beyond our limits..

And, we would like to open this opportunity to those who are eager to learn and strive together with Qur'an.
Place at Al-Ikhlas Mosque with the certain time.
Contact me for more details!.
See you there, folks!  

وفقنا الله لما يحب ويرضاه.
اللهم سلم سلم..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Unshakable Bond: How Musab ibn Umair’s Loyalty Teaches Us About Faith and Trust

  إن أنت أكرمت الكريم ملكته وإن أكرمت اللئيم تمردا " A courtesy lent to an upright person wins you his favor forever but a lowly soul will only demand more." - Al Mutanabbi -  I begin with a quote from the poet al-Mutanabbi. I first heard these words from my teacher, who spoke about the importance of loyalty. For a long time, I didn't really think much about this idea. We live in a world where ignorance often seems to be the norm, and where money is so important that true loyalty feels rare and difficult to find. This made me start to wonder about the real meaning of loyalty. Why should a Thoolibul ilm (The seeker of the knowledge) live by this principle? What are the rewards of being loyal, both in this world and the next? Why does Islam emphasize loyalty so much, as seen in the concepts of  al-wala'  (loyalty and allegiance) and  al-bara'  (disavowal and dissociation)? Let me share the inspiring story of Musab ibn Umair, one of the Prophet Muhammad’s...

The Endgame

Pagi ini, Aku mengunjungi salah satu guru ku di tempat biasa beliau mengajar. Ada beberapa hal yang perlu aku diskusikan dengan beliau.  Lalu setelah itu, semua masih berjalan normal. Aku bertemu dengan salah satu peserta tahsin, obrolan singkat, saling sapa, dan kemudian kami saling menuju tujuan masing-masing. Di dalam catatan kegiatanku hari ini, aku akan pergi ke salah satu café terdekat, untuk kemudian menuliskan beberapa planning kedepan.  Tepat di depan toko bitter-sweet, di pertigaan jalan, Aku berusaha belok ke kanan, tiba-tiba motor dari arah kiri, menabrak kendaraanku, sedikit drama tabrakan, dan akhirnya aku terjatuh.  Saat itu waktu terasa pelan, aku bahkan masih mengingat setiap gerakan slowmotion tabrakan tadi. Di posisi yang saat itu sempat terjepit, Aku tidak sempat memikirkan apapun, kecuali berharap beban diatas badanku segera diangkat. Aku berdoa kepada Allah, agar semuanya baik-baik saja.  Kaget. Itu kesan pertama nya.  Semua rasa sakit belu...

Woman's purpose

Setelah mengalami proses memaknai tujuan hidup akhir-akhir ini. Mencari-cari identitas diri, proses percaya dan ragu dengan langkah yang diambil. Tentang tujuan dari sebuah keputusan.  Maka stelah taufik Allah, Allah ajarkan Aku sebuah kesimpulan.  Tujuan besarnya seorang wanita adalah menjadi seorang ibu.  Tujuan besar seorang wanita adalah menjadi seorang istri. Sadari potensi terbesar kita masuk surga nya Allaah. Melalui dua jalur ini. Lantas apalagi yang kita dambakan? Selain menjadi sebaik-baiknya istri dan seorang ibu. Apakah ilmu kita sudah mumpuni untuk ke arah sana? Sesukses apapun karir kita sebagai seorang perempuan. Tetaplah, yang terbaik adlaah menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Melahirkan dan mendidik generasi yang takut kepada Allah, yang memperjuangkan agama Allah, menjadi bagian dari perjuangan Islam.  Tapi kebanyakan kita silau dengan pencapaian-pencapaian dunia yang melalaikan. Sedangkan untuk hal yang prioritas, apa kita sudah mempersiapkan pernik...